Hari ini gue memutuskan untuk keluar rumah. Akhirnya. Menghirup udara bebas. Jarang-jarang lho gue keluar rumah. Rencana awalnya mau ke bank terus ke kantor Imigrasi Jakarta Barat yang ada di kota tua, tapi pas habis bayar formulir-nya ternyata baru bisa lusa (karena besok libur). Akhirnya mama gue mengajak gue jalan-jalan ke mayestik, katanya biar gue tahu bahan-bahan kebaya dan modelnya dan semacamnya untuk pesta nikah abang gue yang akan dilaksanakan tahun depan.
Gampang sih untuk sampe ke Mayestik, tinggal naik metro mini 69 aja dengan rute Ciledug-Blok M, habis itu turun deh persis di depan Mayestik.
Nah, di sepanjang perjalanan menuju Mayestik, tiba-tiba gue kepikiran dengan suatu hal. Emangsih ini semua karena gue kepikiran hasil SBMPTN dan SIMAK UI yang baru dikasih tahu minggu depan dan dua minggu kedepan.
Orang-orang sering bilang, bahkan di alkitab tertulis
Tetapi seperti ada tertulis: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia.
Ayat itu ditulis dalam 1 Korintus 2:9. Gue sempat berpikir. Sepanjang kehidupan gue, hal-hal besar yang terjadi dalam kehidupan gue biasanya memang enggak pernah gue pikirkan. Misalnya, dulu gue ikut lomba baca puisi, gue bahkan engga kepikiran gue bakalan juara dan baca puisi di depan ibu Ani Yudhoyono, atau gue ikut lomba IPA gitu dan gue enggak berharap bisa juara 3 se-DKI, atau di kehidupan SMA gue, gue enggak kepikiran bisa bawa medali emas OPSI dan perak ISPrO, atau bahkan dapet A* untuk A level Kimia dan diterima di jurusan teknik kimia NTU. see? justru apa yang gue harapkan, dan gue bayangkan untuk terjadi malah enggak terjadi seperti gue pengen medali perak OPSI, medali emas ISPrO, dan lolos OSP, justru semuanya itu jadi kebalikannya. Bisa dibilang, gue mengartikannya secara harfiah. Secara artinya aja gitu. Dan sekarang gue jadi terdiam. Kenapa? karena gue selalu memikirkan, bahkan membayangkan diri gue diterima di pilihan pertama gue itu. Gue bahkan sempat berpikir. Apa akan terjadi sebaliknya ya? Sebenarnya gue pengen bertanya itu ke mama gue, tapi apalah daya gue ini? gue terlalu takut untuk nanyain ke mama gue. Gue masih belum menemukan jawabannya. Apa harusnya enggak gue pikirin aja ya?
Inilah pikiran gue. absurd emang.
Apalagi ditambah gue sering tulis atau bilang ke orang "gue kuliahnya September" entah itu bentuk apa? kepercayaan diri yang berlebih?
Jujur gue jadi takut harus bagaimana. Entahlah. Apa akan selalu begitu kah pola penjawaban doa Tuhan? tidak kan? atau bagaiman?
Gue sedang bertanya sama kakak gereja gue.
Tapi satu yang sedikit terjawab oleh pikiran gue
Kalo lo tau pola penjawaban doa Tuhan, berarti Ia bukan Tuhan. Tuhan kan punya caranya sendiri.Tapi entahlah apa maksud ayat barusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar