Sambil mendengarkan Kisah Tanpa Cerita - Banda Neira
Izinkanlah aku, kali ini, menceritakan sebuah kisah. Bukan kisah yang menarik. Bukan kisah yang menyenangkan seperti cerita-cerita klasik yang kita tonton di televisi, atau dongeng-dongeng hebat tentang ibu peri dan sebagainya. Sebuah kisah yang tidak padu alurnya, entahlah, namun inilah kisah sahabatku, sahabat baikku.
Pernahkah kalian menonton atau setidaknya membaca sebuah kumpulan cerita pendek karya Dewi Lestari yang berjudul Rectoverso? Mari, ku perlihatkan, kisah sahabatku ini, mirip seperti salah satu cerita pada novel itu. Mungkin bagi yang sudah membaca atau menonton film-nya, kalian akan mengetahui adegan dimana seorang wanita, satu-satunya wanita, dalam grup milis, diajak untuk bermain, bercerita lebih tepatnya, bercerita hal yang paling menyedihkan dalam hidupnya. Kemudian ia bercerita, menggunakan analogi sahabatnya dengan ayam, dan ia dengan seseorang yang ia kagumi namun ia tahu bahwa ia tak dapat memiliki orang yang ia kagumi itu.
Sahabat saya itu adalah orang yang berbahagia. Ia hanya mengetahui apa yang ia sanggup miliki. Saya adalah orang yang paling bersedih, karena saya mengetahui apa yang tak sanggup saya miliki -Dee, Rectoverso
Mirip. Namun kisahnya sedikit berbeda. Mereka sama-sama mengetahui perasaan satu sama lainnya. Namun. Alam mengisyaratkan berbeda. Karena sampai kapanpun mereka tak akan bersama. Itulah kehendak alam.
Katanya kepadaku:
Jika aku boleh memutarbalikkan waktu
Aku tetap berharap bertemu dengannya
Karena ia
Adalah salah satu hal yang paling indah di hidupku
Hanya saja
Aku berharap
Kami bertemu di belahan dunia yang lain
Di mana alam tidak berkuasa
Di mana bintang tidak menghakimi kami
Di mana matahari tidak mengawasi kami
Di mana kami bisa bersama sampai akhir waktunya
Biarlah
Perasaanku ini
Kusampaikan lewat doa
Yang kutitipkan bersama ombak di tengah samudera
Yang kutitipkan pada tetesan-tetesan embun di jepitan-jepitan daun
Yang kutitipkan bersama terbitnya cakrawala
Dan aku ini
Bagaikan Pluto yang terisolasi
Hendak menyapa Venus, tapi terpisahkan dengan jarak
Dan ia
Sedingin balok es kutub Utara
Aku tahu, dia menyayangiku
Tapi apalah daya kita ini?
Galaksi mengawasi kita
Dan kita dipisahkan oleh jurang lebar
Bernama takdir
Kasihan dia. Apa yang lebih menyakitkan daripada cinta yang bertepuk sebelah tangan? adalah cinta yang tak akan pernah bersama padahal mereka mengetahuinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar